Tajen
Tajen adalah pertarungan dua ekor ayam pejantan. Maraknya sabung ayam di pelosok Bali bukan berarti Umat Hindu tidak taat beragama. Hal ini dikarenakan banyak Umat Hindu yang belum memahami bahwa Tabuh Rah yang dibarengi judi itu dilarang Agama.
Tajen berasal dari kata tajian yang berarti sejenis pisau kecil yang memiliki dua mata yang panjangnya kira-kira setelunjuk orang dewasa. Taji biasanya diletakkan pada kaki kiri ayam yang akan diadu. Dalam Kitab Anutan Bebotoh (petaruh), disebut sebagai Lontar Pengayam-ayam, banyak disinggung tentang ayam yang dijamin tidak keok saat diadu. Selain ciri bawaan ayam yang mendatangkan keberuntungan, hari pertandingan pun berpengaruh. Di samping itu, penamaan ayam jago Tajen diberikan berdasarkan warna dan keadaan bulunya.
Mulanya Tajen hanya diselenggarakan pada upacara Tabuh Rah saja. "Namun, adanya degradasi pengetahuan tatwa dan susila menyebabkan pelaksanaan tajen berorientasi pada Judi. Serta sebagian besar pelaksanaannya berlindung pada pelaksanaan upacara Tabuh Rah," ujar Jro Mangku I Wayan Satra.
Dijelaskan lebih lanjut, Tajen berasal-usul dari Tabuh Rah, salah satu yadnya (upacara) dalam masyarakat Hindu di Bali. Tujuannya mulia, yakni mengharmoniskan hubungan manusia dengan Bhuana Agung. Yadnya ini runtutan dari upacara yang sarananya menggunakan binatang. Namun, banyaknya orang yang menjadi bebotoh (pemain tajen) menyebabkan tradisi itu menjadi sebuah ajang perjudian.
Komentar
Posting Komentar